Tetap Pakai Masker, Jalan Kaki Keliling Kota Jajakan Durian

MAMUJU – Waktu menunjukan pukul 11.30 Wita. Ditengah hiruk pikuk karyawan perkantoran di hari kerja pertama pasca libur lebaran, muncul sosok perempuan sambil memikul buah durian di pundaknya.  Suhu udara di seputaran Jalan Emmy Saelan, Kota Mamuju, Sulawesi Barat pada Senin 17 Mei sedikit menyengat badan. Sang Nenek penjual durian keliling itu pun melindungi dirinya dengan payung.

Nenek bernama Siti Bariah, 56 tahun, berjuang mencari nafkah di tengah kesulitan ekonomi rakyat kecil pada masa pandemi covid-19. Saat berkeliling kota menjajakan durian, dia mengaku selalu memakai masker.

“Masker yang saya pakai ini pemberian dari Pak Polisi. Saat itu saya berjualan tidak memakai masker, akhirnya saya diberi masker. Pak polisi bilang kalau Ibu jualan keliling kota harus pakai masker, menjaga jarak dengan pembeli dan upayakan cuci tangan,” tutur wanita kelahiran Mamuju tersebut kepada sbchannel.id.


Siti Bariah harus terus bersemangat. Dia memiliki beban untuk menafkahi keluarganya, utamanya sang suami, Syakur, 60 tahun yang kini sering sakit-sakitan.

Ibu dari delapan orang anak, empat laki dan empat perempuan itu mengisahkan, sejak suaminya tidak lagi mampu bekerja sebagai buruh, ia mengambilalih peran untuk mencari nafkah. “Suami saya sudah dua kali dioperasi di rumah sakit umum daerah Kabupaten Mamuju akibat penyakit tumor yang dideritanya. Beruntung kami punya kartu BPJS kesehatan,” ujar nenek Bariah yang berdomisili di lingkungan Kali Mamuju, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju.

Durian yang dijual keliling kota oleh nenek Bariah ternyata bukan dari hasil kebunnya. “Durian ini saya beli dari tetangga. Lalu saa jual kembali. Yang penting ada untung sedikit untuk bisa menyambung hidup bersama keluarga,” jelasnya.

Berapa pun jumlah durian yang dibelinya, Bariah harus mati-matian agar semuanya bisa terjual kembali pada hari itu juga. Sebabnya, lanjut dia, kalau tidak laku memang rugi apalagi kalau duriannya sudah tidak bisa dijual keesokan harinya karena sudah terbelah akibat kelewat matang.

Bukan hanya durian yang dijual keliling oleh Bariah. Jika durian lagi tak ada, ia pun menjual keliling sayur-sayuran. Sama nasibnya, sayur-sayuran itu pun dia beli dengan harga miring lalu dijual kembali. Siti Bariah terus bersemangat dan berjuang menghidupi keluarganya, walaupun dia sendiri jalannya tertatih-tatih. Apalagi beban durian yang dipikulnya membuat Bariah harus kuat. (ishaka/sbchannel.id)