Diklat Teknis Substantif Kepala Madrasah Perketat Pemakaian Masker

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Majene, Dr. KH. Adnan Nota.

SBChannel, Majene – Kelompok Kerja Kepala Madrasah Kabupaten Majene bekerjasama Balai Diklat Keagamaan Makassar melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Substantif Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah Angkatan I.

Diklat yang berlangsung di Grand Aulia Tulu Majene, dilaksanakan selama sepekan (15-20/10/2020). Pesertanya sebanyak 64 orang yang terdiri dari para kepala madrasah se Kabupaten Majene.

Ketua Panitia Ilham menguraikan kegitan yang melibatkan banyak orang ini tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona atau covid-19. Selama menjalani Diklat, semua peserta dan yang terlibat dalam acara diperketat untuk selalu memakai masker, menjaga jara dan diimbau untuk rutin mencuci tangan dengan sabun.


“Kegiatan ini, dimulai sejak 15 Oktober, dan ditutup pada 20 Oktober dengan mengutamakan protokol kesehatan covid-19. Adapun pokok-pokok program yang akan dilaksanakan, yakni kelompok dasar, inti dan penunjang dengan jumlah sebanyak 50 jam pelajaran,” ungkap Ilham.

Diklat ini dilaksanakan dengan dasar hukum Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Penyelanggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Agama dan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2017 Tentang Panduan dan Instrumen Pengendalian Mutu Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan,” terangnya.

Terlaksananya kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kepala madrasah serta dapat mengembangkan sikap mental yang baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala madrasah. Termasuk memberikan pemahaman kepada para kepala sekolah untuk aktif mendukung program pemerintah dalan upaya pencegahan penyebaran covid-19.

Dikatakan, tenaga pengajar merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya merealisasikan pencapaian kompetensi peserta. “Karena itu tenaga pengajar yang akan dibimbing peserta selama proses pembelajaran dalam Diklat adalah widyaiswara atau narasumber yang berasal dari Kantor Kemenag Majene dan Balai Diklat Keagamaan Makassar,” katanya.

Ia menuturkan, pembelajaran dalam pelaksanaan diklat adalah metode pembelajaran bagi orang dewasa dengan berpedoman pada sasaran kompetensi yang harus dikuasai dari peserta. “Karena itu, metode yang akan memungkinkan adalah ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, simulasi dan diskusi,” urainya.

Ia menambahkan, penyelenggaraan diklat dibiayai dari swadaya peserta. “Bagi peserta yang dinyatakan lulus, berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang ditandatangani Kepala Badan Diklat Keagamaan Makassar,” tandasnya.

Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Majene Adnan Nota menyatakan, terdapat lima ikhtiar yang sangat perlu dilakukan di jajarannya.

Pertama, ikhtiar pengembangan gerakan Sumber Daya Manusia (SDM). Merupakan pangkal suksesnya semua program, seperti gerakan sumber daya cerdas, kereatif dan inovatif.

“Jadi kita berikhtiar bagaimana mengupayakan SDM khususnya Kemenag Majene lebih baik,” tutur Adnan Nota.

Ikhtiar kedua yaitu sumber daya disiplin. Disiplin berkaitan dengan persoalan kerajinan, produktivitas. “Tujuan ini, bagaimana menghadapi sesuatu secara dinamis. Jadi bukan hanya disiplin waktu, tapi produktif dalam berinovasi karena ini juga bagian dari kedispilinan,” paparnya.

Untuk ikhtiar yang ketiga, adalah tentang pelayanan. “Ketika kita menganggap menjadi pelayan masyarakat pasti akan muncul pelayanan prima, kecepatan dan keterbukaan,” ujar Adnan.

Selanjutnya, untuk ikhtiar keempat adalah, membentuk tim kerja yang kuat. Tim kerja yang kuat akan meningkatkan solidaritas kerjasama tim. “Kita akan memuat akses keluar bagaimana jaringan ini semakin luas sehingga kesuksesan semakin tercapai,” akunya.

Untuk ikhtiar kelima, yaitu membentuk ASN yang jujur dan ikhlas dalam menjalankan pekerjaan. “Ini intinya karena terkait dengan karakter. Karakter sangat menentukan keberhasilan sebuah kegiatan. Artinya, kalau ikhlas tentu menjadi kejujuran, maka apa yang kita lakukan akan berujung pada keberhasilan,” ungkapnya.

(Abd. Hafid / Naskah M. Nabhan)