Media Berperan sebagai Informasi  Mencegah Radikalisme

Peserta Talkshow  yang dikemas dalam ‘Ngopi Coi’ atau ngobrol pintar cara orang Indonesia berlangsung di Matos Hotel, Rabu 14 Oktober 2020.

SBChannel.id,Mamuju – Media mainstream memiliki peran aktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat guna meangantisipasi dan mencegah munculnya ajaran atau paham radikal yang mengarah kepada terorisme.

Deputi Bina Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Solehuddin Nasution menyampaikan hal tersebut pada talkshow pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme melalui Forum Koordiansi Pemberantasan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulbar bidang media massa, hukum, dan humas.

Talkshow  yang dikemas dalam ‘Ngopi Coi’ atau ngobrol pintar cara orang Indonesia berlangsung di Matos Hotel pada Rabu 14 Oktober dengan tema ‘Indonesia adalah kita’. Selain Nasution, nara sumber lainnya adalah peneliti komunikasi dari Universitas Indonesia yakni Dr Devi Rahmawati, dan Ilham Idris, jurnalis Harian Radar Sulbar yang juga Kepala Bidang Media Massa, Hukum dan Humas FKPT Sulbar.


“Masyarakat harus lebih paham agar tidak terpapar terhadap ajaran dan doktrin radikalisme yang mengarah kepada terorisme yang disebarkan melalui media sosial,” ujar Nasution.

Paham radikalisme menurut dia, tidak pernah hilang karena hakekat manusia itu sendiri  yang mungkin pernah merasa kecewa, tidak puas, juga karena persoalan ekonomi.

Oleh sebab itu, lanjutnya, seluruh elemen masyarakat harus lebihwaspada dan  paham terhadap  penyebaran informas radikalisme di lingkungan masing-masing.

“Pemberantasan radiklaisme dan terorisme ini tidak mungkin hanya dilakukan oleh BNPT tanpa melibatkan seluruh elemen masyarakat. Kita mempunyai tanggungjawab yang sama dalam berperan aktif dalam penanggulangan radikalisme,”  jelas Nasution.

Devi Rahmawati menjelaskan bahwa  informasi yang benar disampaikan media massa  harus tersampaikan kepada masyaraka karena media massa merupakan jembatan informasi bagi masyarakat.

“Masyarakat tidak boleh percaya dengan informasi atau berita hoax uang tidak jelas sumbernya,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua FKPT Sulbar, H Muh Imran Idris melaporkan bahwa  menjelang akhir tahun anggaran 2020, masih tersisa program bidang kepemudaan yang akan dilaksanakan pada November tahun ini.

“ Kalau memutuskan mata rantai penyeberan virus covid-19 harus menjaga jarak, maka untuk memutus penyebaran paham radikalisme ini kita harus bergandengan tangan,” ujar Imran. ***