Sejumlah anak-anak Indonesia kini mengalami krisis pendidikan dengan adanya virus Covid-19 yang merajalela di Indonesia, sampai saat ini sejumlah sekolah di liburkan, banyak orang tua murid yang mengeluh dengan pelajaran online yang selama ini di terapkan oleh beberapa pihak sekolah (23/7). FOTO : FAISAL R. SYAM / FAJAR INDONESIA NETWORK
MAKASSAR — Mutasi virus Corona menjadi topik hangat di tengah masyarakat saat ini. Virus hasil mutasi ini disebut-sebut dapat menyebar lebih cepat dari pendahulunya.
Bahkan, mutasi virus ini bisa dengan mudah menyerang anak-anak. Meski demikian, belum ada bukti yang memadai terkait virus korona jenis baru yang mematikan bagi anak-anak ini.
Ketua Satgas IDI Wilayah Sulselbar, dr Abdul Azis menyarankan, orang tua harus lebih protektif melindungi keselamatan buah hatinya.
“Saat sekolah meminta anak belajar sistem online, bukan berarti orang tua bisa seenaknya membawa anak ke mana-mana. Seperti pergi berlibur di Bali, dan lainnya. Belajar sistem online agar anak-anak tetap tinggal di rumah,” ucapnya, Minggu, 27 Desember.
Menurutnya, tingkat kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan sudah mulai kendur. Padahal, risiko bisa mengancam siapa saja.
“Orang tua juga mesti menjaga diri agar anak tetap terlindungi. Setelah dari luar rumah, ganti pakaian langsung mandi sebelum bertemu keluarga,” saran dr Abdul Azis.
Dokter Spesialis Anak Siloam Hospitals Makassar, dr Bob Wahyudin memaparkan, sejumlah penelitian memang telah menunjukkan bahwa risiko transmisi pada anak cukup besar. “Terutama pada anak usia sepuluh tahun ke atas, risikonya sangat besar,” terang dr Bob.
Sejumlah penelitian, tambah dia, juga menunjukkan bahwa viral load (jumlah sampel virus yang masuk ke sistem tubuh) pada anak usia lima tahun jauh lebih banyak dari orang dewasa. “Gejala klinis pada anak biasanya tidak terlalu kelihatan,” imbuhnya. (wis-sal/yuk/fajar)