Bukan Marquez, Tapi Stoner

JAKARTA – Tiga kali Andrea Dovizioso nyaris menyabet gelar juara MotoGP bersama Ducati. Tiga musim (2017-2019) itu dia selalu takluk oleh Marc Marquez. Kini Dovi memutuskan cuti panjang dari ajang motorsport ini.

Meski selalu takluk, namun rider karib Valentino Rossi itu, menganggap Marquez bukan rival terberatnya. Dia menyebut rival yang paling bertalenta di ajang MotoGP justru Casey Stoner.

“Sejauh ini, dia (Casey Stoner) adalah pebalap MotoGP paling bertalenta yang pernah saya hadapi. Di luar talentanya sendiri, yang hebat darinya adalah bagaimana ia memanfaatkannya (untuk menjadi juara),” kata Dovizioso seperti dikutip FIN dari Autosport, Minggu (3/1).


Walau menyebut Stoner, bukan berarti dia menilai Rossi yang tujuh kali juara MotoGP itu, tidak kaya talenta. Hanya saja, dari kacamata Dovi, ada perbedaan yang mencolok antara seorang Stoner dengan Rossi. Dia menyebut Stoner yang asal Australia itu, punya gaya balap yang lebih disukai.

“Namun ini bukan berarti Rossi tidak bertalenta, ia punya gayanya tersendiri, dan itu dibuktikan Rossi (lewat tujuh juara MotoGP-nya). Kalau Casey Stoner, (ia punya ciri khasnya tersendiri) ia biasanya sudah panas sejak awal lap. Inilah yang kerap membuat lawannya kewalahan. Inilah hebatnya Casey,” sambung Dovizioso.

Sekedar mengingatkan, Dovi dan Stoner adalah bagian dari skuat Honda di musim 2011, selain juga ada Dani Pedrosa di sana. Bersama Honda, Casey Stoner yang kini sudah pensiun akibat penyakit autoimune yang dideritanya, sukses menyabet gelar juara dunia keduanya, sekaligus untuk yang terakhir kalinya.

Casey Stoner sendiri mundur dari MotoGP di saat usianya baru menginjak 27 tahun. Dikabarkan lelah dengan pemberitaan media dan beratnya tuntutan pekerjaan, Stoner yang kerap menyulitkan Valentino Rossi di masa jayanya dulu, akhirnya mundur dari kompetisi yang membesarkan namanya. Belakangan, masalah kesehatannya disebut sebagai alasan utama ia meninggalkan arena balap.(ruf/gw/fin)