Sedot Gravitasi Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga Satu Kampung

SLEMAN – Sedot Gravitasi (Segra) merupakan teknologi menyedot sumber air dari ketinggian untuk dialirkan ke tempat yang lebih rendah. Teknologi ini selain sederhana dan murah, juga ramah lingkungan.

Teknologi Segra yang ditawarkan Hardjono Sudjanadi diterapkan di Padukuhan Gabugan, Kelurahan Donokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kini 160 kepala keluarga mendapatkan air bersih dengan biaya setiap KK hanya sekitar Rp5.000 per bulan.


Teknologi Segra yang diperkenalkan Hardjono, alumni ITB, tergolong ramah lingkungan.

Selain tanpa menggunakan aliran listrik juga tidak menggunakan bahan bakar, sehingga menghemat biaya operasional penggunaan air bersih setiap bulannya.

Hardjono Sudjanadi selaku inisiator Segra mengatakan, awal mula mengembangkan teknologi Segra karena melihat di wilayah tempat kelahiran istrinya di Padukuhan Gabugan, banyak masyarakat yang kekurangan air bersih.

Berkat ilmu yang dimiliki, Hardjono menerapkan di wilayah tempat kelahiran istrinya.

“Jarak dari kampung sini dengan sumber mata air buatan, sumur gali sedot gravitasi (Segra) kurang lebih 600 meter sebelah utara kampung. Setelah air disedot dari ketinggian kemudian dialirkan ke kampung sini,” tutur Hardjono, Kamis (4/2/2021).

Salah seorang warga Gabugan, Sumiyarta selaku pengelola program air mengalir dusun (pamdus) menjelaskan, sebelum dialirkan ke warga, air dari sumber mata air Segra dialirkan ke bak penampung (reservoar). Kemudian air disalurkan ke 160 kepala keluarga untuk kebutuhan sehari-hari.

Warga yang menggunakan air Segra dikenakan biaya Rp250 per satu meter kubik. Tiap keluarga rata-rata menghabiskan 18 sampai 20 kubik air.

“Tinggal mengalikan dengan Rp250. Jadi, Rp4.500 sampai Rp5.000. Biaya tersebut untuk pemeliharaan dan sebagaian untuk kas dusun,” kata Sumiyarta.

Teknologi Segra sangat membantu masyarakat, selain menghemat biaya juga menghemat energi.

Apa yang dilaksanakan warga di Dusun Gabugan Kelurahan Donokerto bisa jadi contoh, tentang bagaimana memanfaatkan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan air bersih. (Andika Fau/wiradesa.co)