Ilustrasi latihan tim Persebaya. (Angger Bondan/JawaPos)
SURABAYA – Berakhirnya konflik antara Persebaya dan Pemerintah Kota Surabaya disambut baik. Sebelumnya, kedua belah pihak bersengketa atas lahan Gelora 10 November. Nah, pada Jumat (29/1), Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyatakan pemkot akan mengajukan skema sewa menyewa lahan untuk Persebaya. Artinya, Persebaya bisa kembali menggunakan lahan Gelora 10 November untuk latihan maupun berkegiatan.
Sekretaris Persebaya Ram Surahman menyebut kabar bagus itu sudah lama dinanti bahkan sejak 2017. Saat itu, Persebaya kembali ke kompetisi resmi PSSI. Namun, Persebaya belum sekalipun bisa menginjak rumput Gelora 10 November. Padahal, pada saat bersamaan, beberapa tim Liga 1 bisa berlatih di sana.
”Kami sampai terima kasih atas kabar baik yang diberikan Pak Whisnu. Semoga secepatnya kami bisa berlatih di sana,” kata Ram Surahman ketika dikonfirmasi pada Sabtu (30/1) sore, dilansir JawaPos.com.
Mewakili Persebaya, Ram mengaku pihaknya bersyukur atas izin pemakaian stadion. Khususnya pemakaian Stadion G10N. Pasalnya, sebelum ini, dia menganalogikan hubungan pemkot dengan Persebaya seperti ada tembok tebal yang menghalangi. Sehingga Persebaya sangat susah bisa berlatih di stadion legendaris tersebut.
”Sekali lagi, kami sampaikan terima kasih dan apresiasi. Begitu ada kabar kapan kompetisi dimulai, kami secepatnya berlatih di sana. Sudah tidak sabar,” ujar Ram Surahman.
Saat ini, Persebaya menunggu surat tertulis dari Pemkot Surabaya atas izin pemakaian tersebut. ”Biar bisa jadi pegangan kalau nanti kami ingin berlatih di sana. Sudah ada surat tertulis yang benar-benar membolehkan,” tegas Ram Surahman.
Ram menyebut, Persebaya sebenarnya berharap tidak hanya menyewa. Pihaknya ingin melakukan sewa kelola Gelora 10 November dan Gelora Bung Tomo. Harapan tersebut sudah disampaikan secara tertulis melalui surat pada 19 Januari.
”Kami sudah mengirimkan pengajuan itu ke pemkot. Mengajukan untuk bisa sewa kelola GBT dan Tambaksari selama sepuluh tahun,” tutur Ram Surahman.
Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya Persebaya untuk mempermudah mendapatkan lisensi klub profesional dari AFC. Tahun lalu, Persebaya dinyatakan tidak lolos. Sehingga jatah tampil di Piala AFC sebagai runner up Liga 1 2019 melayang.
Kendala yang dihadapi Persebaya, lanjut Ram, dominan pada aspek infrastruktur. Tidak adanya stadion home base serta training ground membuat Persebaya kesulitan berlatih. Sehingga, pengajuan sewa kelola Gelora 10 November dan Gelora Bung Tomo diharapkan menghilangkan kendala itu.
”Karena itu, kami mengajukan sewa kelola. Seperti halnya klub-klub Liga 1 lain. Seperti Bali United, PSIS, dan Madura United. Tentu akan lebih leluasa,” ujar Ram Surahman. (***)