Pemukiman Warga dan Jalan di Majene Tergenang Air

Air tergenang di sebagian Lingkungan Lembang Kelurahan Lembang Kecamatan Banggae Timur, Majene.

MAJENE – Sejumlah pemukliman warga dan jalanan di Majene tergenang air akibat diguyur hujan sekira tujuh jam.

Memasuki musim Barat pada Januari 2021, cuaca ekstrim di Sulawesi Barat, hujan lebat disertai angin kencang terus berlanjut dan mengakibatkan sejumlah titik kebanjiran.

Guyuran hujan dengan intensitas lebat dan sedang ini, membuat sebagian titik pinggiran jalan-jalan utama digenangi air, dan tidak terkecuali pada sejumlah pemukiman, dengan ketinggian air bervariasi tergantung posisi pemukiman.


Khususnya di wilayah Perkotaan Majene, sejumlah titik pemukiman warga yang kerap menjadi langganan banjir, seperti di Jalan poros depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Lembang Kecamatan Banggae Timur. Selain itu, air tergenang di jalan sekitaran SMKN 2 Majene, selanjutnya depan Kantor Bapeda Majene hingga sebagian pemukiman Lingkungan Pakkola Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae serta sejumlah titik pemukiman lingkungan lainnya.

“Air di dalam rumah sampai lutut orang dewasa. Begitu juga disejumlah titik jalan Poros. Jika keadaan terjadi seperti ini, tentu kita terpaksa menumpang di rumah keluarga atau tetangga,” tutur Iwan warga Lingkungan Pakkola, Minggu malam, 10 Januari.

Kata dia, hujan lebat yang berdurasi sekira 7 jam itu, membuat sejumlah titik wilayah perkotaan Majene mengalami kebanjiran. “Mungkin ini karena saluran air dibeberapa titik dalam Kota Majene tersumbat, sehingga terjadi genangan air atau banjir dan memasuki pemukiman warga, apalagi di Lingkungan Pakkola daratannya rendah tidak sama di lingkungan lainnya,” ujarnya.

Untuk menyikapi penomena ini, petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Keberhasilan (DLHK) Majene langsung turun ke lapangan untuk melakukan pembersihan ke sejumlah titik penumpukan sampah kiriman air hujan. “Kita sementara melakukan pembersihan sejumlah drainase, sungai Saleppa dan beberapa titik pemicu banjir di pemukiman penduduk,” terang Sudirman Kepala DLHK Majene, Senin 11 Januari.

Kegiatan pembersihan pada titik pemicu banjir lanjutnya, bekerjasama dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Majene. “Intinya, pemerintah tetap berupaya melakukan pembersihan, dan kita mengimbau, supaya masyarakat tetap membuang sampah pada tempatnya. Dari sekian titik banjir ini, tentu tidak sama pada tahun sebelumnya, ini karena kesadaran masyarakat meningkat dalam membuang sampah pada tempatnya,” akunya. (abd. hafid)