JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memastikan tidak ada WNI yang jadi korban ledakan di Kota Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, Jumat (25/12/2020) pagi, waktu setempat.
Kepala Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu, Judha Nugraha, mengemukakan hal itu, Sabtu (26/12), menyusul insiden di Nashville.
Semula, Kepolisian Metro Nashville menerima laporan adanya suara tembakan sekitar pukul 05.30. Saat tiba di lokasi, mereka mendapati sebuah mobil RV diparkir di depan gedung AT&T, di 2nd Avenue North nomor 166.
Para petugas lapangan meminta bantuan untuk mengevakuasi warga. Dan, mobil karavan itu meledak pada pukul 06.30 waktu setempat ketika tim penjinak bom akan dikerahkan.
Ledakan itu merusak lebih dari 40 bangunan dan pertokoan di sekitar lokasi. Tiga orang terluka dalam peristiwa itu.
Korban jiwa bisa dihindari karena saksi dan polisi mendengar rekaman suara peringatan dari dalam kendaraan itu.
Peringatan tersebut menyatakan bom akan meledak 15 menit sebelum kejadian. Polisi lantas mengevakuasi orang-oeang dari lokasi itu.
Ledakan itu mengenai kantor AT&T, menyebabkan jaringan komunikasi di Nashville terganggu.
Biro Penyelidik Federal AS (FBI) mengusut kejadian itu. Mereka meminta warga yang mengenali kendaraan yang digunakan dalam peristiwa itu, dan ciri-ciri pelakunya supaya segera melapor.
Pemerintah Kota Nashville untuk sementara memberlakukan jam malam di lokasi ledakan.
Kepala Kepolisian setempat John Drake mengatakan sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa, tetapi polisi menemukan serpihan diduga dari manusia dari tempat kejadian perkara.
Penemuan ini, jika terbukti, bisa jadi korban jiwa pertama. Sedikitnya tiga orang terluka dalam ledakan itu, tetapi kondisi mereka tidak kritis. (*)