Dari Tenun hingga Camilan, UMKM Labuan Bajo Buka Lapak di Pertemuan DEWG G20

LABUAN BAJO – Usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapat tempat untuk memamerkan produknya di Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 yang digelar di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada 20-22 Juli 2022.

Pantauan Kominfo Newsroom pada Rabu (20/7/2022), para pelaku UMKM begitu lihai mempromosikan produknya kepada para delegasi dan tamu undangan yang hadir dalam pertemuan itu. Produk yang mereka hadirkan di antaranya, kain tenun, kopi,  camilan, minuman tradisional herbal, dan suvenir.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, pun menyempatkan diri untuk menyambangi beberapa stan dan berdialog dengan para pelaku UMKM.


Mereka yang terlibat merupakan binaan dari badan usaha milik daerah (BUMD) Perumda Bidadari Kabupaten Manggarai Barat yang berkolaborasi dengan Dinas UMKM.

Direktur BUMD Perumda Bidadari, Werry, menyatakan dalam forum DEWG G20 itu, pihaknya menggandeng beberapa pelaku UMKM untuk ikut serta memperkenalkan produknya kepada para delegasi dan tamu undangan yang hadir.

“Untuk acara di sini, kita membawa lima UMKM untuk mempromosikan produknya,” kata Werry ketika ditemui InfoPublik, Selasa (20/7/2022). Namun, produk-produk asal Manggarai Barat itu jumlahnya cukup banyak.

Menurut Werry, pelaku UMKM menyambut positif telah ikut terlibat dalam kegiatan itu. “Mereka sangat senang sekali, karena mereka diberikan kesempatan untuk mempromosikan produknya langsung,” jelas dia.

Para pelaku UMKM pun berharap agar pemerintah bisa terus mengajak mereka terlibat, sehingga pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Labuan Bajo ikut merasakan, adanya manfaat dari penyelenggaraan forum G20.

Rebok nan Manis

Rebok salah satu makanan tradisional khas Manggarai yang hadir menyapa Menkominfo dan para delegasi yang hadir. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bukit Porong, Desa Wisata Coal Labuan Bajo, Rony Sumarno, menjelaskan makanan itu merupakan salah satu oleh-oleh legendaris khas Labuan Bajo.

Rebok diolah sangat sederhana dengan bahan dasar tepung beras yang dikombinasikan dengan gula merah, parutan kelapa, dan susu.

“Rebok dikombinasi sedemikian rupa sehingga rasanya manis. Bisa dijadikan snack dan dapat dibawa ke mana-mana, sebagai oleh-oleh juga bisa. Daya tahannya bisa sampai satu bulan,” kata Rony Sumarno kepada Kominfo Newsroom, Selasa (20/7/2022).

Selain sebagai camilan, rebok telah disajikan pada sarapan pagi di beberapa hotel berbintang di Labuan Bajo. Bahkan, sudah dapat ditemui di beberapa toko oleh-oleh di sekitar Kota Labuan Bajo.

Menurut dia, pertemuan yang dihadiri secara fisik oleh 17 delegasi itu menjadi kesempatan untuk mempromosikan gurihnya rebok kepada para delegasi dan tamu undangan yang hadir.

Ia menjelaskan, makanan itu istimewa karena memiliki makna kebersamaan dan mempererat persaudaraan bagi orang Manggarai. Dahulu makanan itupun dijadikan sebagai pengganti nasi.

Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital itu akan fokus pada pembahasan utama tentang arus data lintas negara dan pemanfaataan data secara berkeadilan di tengah transformasi digital global atau Cross Border Data Free Flow and Data Free Flow With Trust.

Sebelumnya, pada pertemuan pertama dan kedua DEWG G20 telah membahas dua isu lainnya yaitu “Connectivity and Post Covid-19 Recovery” serta Digital Skill and Digital Literacy. (***)