Bawaslu Majene Lakukan Pengawasan Coklit

SBChannel.id, Majene – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terkait pengawasan pelaksanaan Pencocokkan dan Penelitian (Coklit) dalam tahapan pelaksanaan Pilkada Majene 2020.

“Kami langsung ke lapangan melakukan pengawasan coklit saat ini yang dilakukan Petugas Pemutahiran Data Pemilih atau PPDP di Kelurahan Tande Timur dan Kelurahan Baruga Kecamatan Banggae Timur,” terang Komisioner Bawaslu Majene, Indriana Mustafa, didampingi petugas Panwascam, PPK dan PPS, Jumat 24 Juli.

Kegiatan monev tentang pengawasan palaksanaan coklit guna memastikan pemilih yang berada pada daerah rawan. Seperti wilayah perbatasan antar kabupaten, pedalaman serta pemilih di lembaga pendidikan.


“Ini semua upaya menyelamatkan hak pilih seluruh masyarakat yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih agar terakomodir dalam kegiatan coklit dari PPDP,” kata Indriana yang menangani Divisi Pencegahan Humas dan Hubungan antar Lembaga.

Menurutnya, dengan adanya pemetaan daerah rawan dan pemilih rawan ditahapan coklit, dapat menjadi gambaran awal keadaan pelaksanaan pemutakhiran data dari penyelenggara teknis Komisi Pemilihan Umun (KPU) kabupaten, sehingga kedepan dapat dipertanggung jawabkan.

“Hasil pengawasan langsung proses tahapan coklit di dua wilayah kelurahan ini. Untuk itu, Bawaslu Majene mengharapkan kepada PPDP sebisa mungkin disiplin dan teliti dalam bekerja,” ujarnya.

Selain itu, PDPP juga harus memperhatikan tata cara prosedur pelaksanaan coklit dengan tetap menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.”Contohnya dalam pengisian kolom data yang ada di stiker A.A.2-KWK itu harus teliti. Sarung tangan tetap digunakan sebagai pelindung diri dalam bekerja,” urainya.

PDPP disarankan dalam melakukan pelaksanaan coklit, juga harus melakukan sosialisasi ke masyarakat pemilih mengenai tahapan pelaksanaan coklit. Untuk menghindari jangan sampai terjadi penolakan warga untuk dicoklit.

“Ini karena jika masyarakat melihat PPDP lengkap menggunakan alat pelindung diri, sehingga menimbulkan ketakutan tersendiri bagi warga. Apalagi kita semua tahu keadaan psikologis sejumlah warga saat ini,” beber Indriana.

(Abd. Hafid / SBChannel.id)