Kegiatan aktivasi SPDN-SPBUN di ruang rapat hotel Four Points by Sheraton Makassar, Selasa (10/11/2020).
MAJENE – 16 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Nelayan (SPBUN) se-Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) dinilai tidak beroperasi sebagai mana mestinya alias mati suri.
Pernyataan ini dituturkan Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Aneka Usaha Majene Budi Sulistyo melalui sambungan selulernya, setelah menghadiri kegiatan aktivasi SPDN-SPBUN di ruang rapat hotel Four Points by Sheraton Makassar, Selasa (10/11/2020).
Kegiatan aktivitasi SPDN-SPBUN dibuka Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan Syafri. Dihadiri 16 Dirketur SPBUN se-Sulselbar. “Inti dalam rapat ini, untuk mengatifkan kembali SPBUN yang selama ini seakan mati suri,” ujar Budi.
Untuk mengatifkan kembali dari 16 SPBUN, PT pertamina Makassar akan melakukan uji tera. “Para nelayan nantinya dapat membeli BMM jenis solar bersubsidi ini, harus disertai rekomendasi dari DKP setempat sesuai Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Penerbitan Surat Rekomendasi Perangkat Daerah Untuk Pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu,” terangnya.
Mantan Kepala DKP Majene ini menjelaskan, pembangunan SPBUN merupakan sarana penunjang aktivitas para nelayan, yakni BBM. “Dengan adanya BBM jenis solar satu harga, sangat membantu nelayan kita nantinya. Bahkan bisa menunjang ikhtiar mereka dalam mewujudkan perbaikan perekonomiannya,” katanya.
Ia meminta, kepada masyarakat nelayan setempat agar memanfaatkan SPBUN dengan sebaik-baiknya. “Dengan adanya SPBUN akan semakin memudahkan para nelayan mendapatkan BBM jenis solar. Dengan begitu, manfaatnya bisa kita rasakan, dan kita juga usahakan seluruh kapal-kapal nelayan di Majene bisa sandar di pelabuhan TPI (Tempat Pelelangan Ikan),” ungkapnya.
Pembangunan SPBUN sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam membantu meningkatkan akses masyarakat nelayan terhadap energi, khususnya BBM. “Sebelumnya masyarakat harus jalan jauh untuk beli solar. Tapi sekarang ini, mulai sangat dekat. Tersedia SPBUN, maka produktivitas nelayan kita di Majene akan semkin tinggi, serta bisa membawa kebaikan untuk perekonomian,” paparnya.
Prospek dan potensi perikanan sangat menjanjikan perubahan perekonomian masyarakat. Sedangkan BBM yang disediakan merupakan BBM bersubsidi. “Pemerintah tidak hanya fokus pada program revolusi hijau, namun juga terfokus pada program revolusi biru, dengan meningkatkan kesejateraan masyarakat nelayan tradisional di daerah ini,” urainya.
Budi mengungkapkan, SPBUN Majene bertipe A, dengan Nomor 7891401, beralokasi, di Jalan Pelabuhan Nomor 1 Lingkungan Battayang Kelurahan Bangge kecamatan Banggae.
“Pendirian SPBUN ini, setelah beberapa bulan dalam pengurusan terkait sejumlah persyaratan untuk dapat dioperasikan. Diantaranya, uji tera pengoperasian, uji coba fasilitas SPBUN dan tera metrologi alat ukur yang digunakan, yakni produk JTB (Biosolar-Solar) dengan kapasitas 8 KL pada bank persepsi pertamina,” ulasnya.
“SPBUN Majene kini sudah memenuhi syarat pengoperasian, baik pensyaratan administrasi dan kelengkapan standarisasi. Kita sementara menunggu penegasan tertulis dari pertamina berupa surat izin operasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk tahap pertama, stok BMM jenis solar sebanyak 8 KL atau 8 ribu liter. “Untuk kapasitas tangki khusus pertalite sama dengan BBM jenis solar, yakni 8 KL sesuai kebutuham yang akan disuplai kepada para nelayan,” pungkasnya. (Abd. Hafid)