Puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dikumpulkan di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (11/1). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
JAKARTA – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) telah mengevakuasi total 74 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 selama tiga hari pencarian. Dari hasil operasi SAR (search and rescue) Basarnas Senin (11/1) hingga pukul 22.05 WIB, Basarnas mendapat tambahan 29 kantong jenazah yang diduga berisi bagian tubuh penumpang pesawat tersebut.
āBerarti kita sudah menemukan total sebanyak sampaiĀ 74 kantong jenazah,ā ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito seperti dilansir dariĀ Antara di dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta, Senin (11/1) malam, dilansir Jawa Pos.
Selain itu, Basarnas mendapat temuan tambahan berupa 16 kantong puing kecil serta potongan besar pesawat sebesar 24 kantong.
āUntuk bagian tubuh korban seluruhnya sudah kami serahkan ke Disaster victim investigation (DVI) dan untuk material pesawat kami serahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT),ā ujar Bagus Puruhito.
Tambahan signifikan temuan obyek pencarian itu diserahkan Rigit Inflatable Boat (RIB) Basarnas sebanyak 28 kantong dan satu kantong dari KRI Tjiptadi.
Seluruh objek pencarian tersebut merupakan hasil kerja keras tim SAR gabungan, baik dari Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, KPLP, KNKT, BMKG, dan seluruh potensi SAR baik di permukaan maupun di dasar air.
Adapun jumlah personel yang terlibat dalam operasi SAR secara keseluruhan sebanyak 3818 orang. Untuk alat utama (alut) yang digunakan meliputi 54 kapal, 18 Rigit Inflatable Boat (RIB), 3 helikopter, dan 33 ambulans.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute JakartaāPontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11Ā nautical mileĀ di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca. Berdasar data manifest, pesawat yang diproduksi 1994, itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, terdapat 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI, maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (***)