Ilustrasi/ist
JAKARTA – Sebanyak 46 Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk satu bayi berusia 10 bulan ditahan di rumah pengungsian di Kampung Samawond, Genting Highlands, Pahang, Malaysia. Puluhan WNI itu ditangkap karena berbagai masalah imigrasi.
Dikutip dari laman Harian Metro, Jumat (25/12), para WNI ini terjaring operasi razia imigrasi negeri Pahang di wilayah Perintah Kawalan Pergerakan Diperketatkan (PKPD).
Pengarah Jabatan Imigresen negeri Pahang, Muhammad Hatta Kassim mengatakan, dari 46 WNI tersebut, 33 diantaranya ditahan di bawah Seksyen 6(1) (c) Akta Imigresen 1957/63kerana tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah.
“Sedangkan 11 WNI lainnya ditahan di bawah Seksyen 15 (1) (C) Akta Imigresen 1956/63 dan dua lagi ditahan kerana menyalahgunakan izin tinggal,” kata Hatta.
Hatta menambahkan, pihak imigrasi juga memanggil pemilik tanah untuk siasatan di bawah Seksyen 55E (1) Akta Imigresen 1959/63 (Akta 155) kerana membenarkan warga asing berada dalam premis.
“Kawasan penempatan ini sudah ada dalam setahun. Kita sudah masuk ketika PKP pada bulan Mei tetapi waktu itu operasi masih digantung,” ujarnya.
“Kita sudah buat operasi di semua kawasan di kawasan Genting ini, termasuk Ambercourt cuma di kawasan Samawond, ini kali pertama buat operasi,” sambungnya.
Hatta menuturkan, operasi ini dilakukan 47 pegawai dan anggota Imigresen dibantu anggota Pasukan Gerakan Am (PGA). Sebanyak 138 warga asing berada di sekiar 30 rumah pengungsian di kawasan itu.
“Semuanya menjalani ujian tes Covid-19 oleh pihak Kementerian Kesihatan Malaysia (KKM) dan dilaporkan negatif,” ucapnya.
Hatta tidak membantah, jika kemungkinan sebagian dari mereka telah melarikan diri. “Adapun mereka yang ditahan akan dibawa ke Depoh Tahanan Imigresen Kemayan, Bera, untuk diproses selama 14 hari,” pungkasnya. (der/fin)