Kepala BNPT Boy Rafli Amar saat bertemu pimpinan MUI, Rabu (23/12). (INSTAGRAM BOY RAFLI)
JAKARTA – Pemerintah telah berupaya mendatangkan vaksin untuk menghadapi pandemi Covid-19. Selanjutnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengingatkan seluruh elemen bangsa untuk lebih mewaspadai virus selain Covid-19. Yakni, virus intoleran.
Boy Rafli Amar mengatakan, pemerintah sudah melakukan upaya yang luar biasa dalam penanganan virus covid-19, sampai kemudian memperoleh vaksin. Di sisi lain, BNPT melihat ada virus lain selain Covid-19 yang perlu diwaspadai. Yaitu, virus radikal intoleran.
“Bangsa Indonesia harus mampu menangani dua virus itu dalam waktu bersamaan,” ujar Boy Rafli Amar di sela-sela refleksi akhir tahun dan doa bersama untuk bangsa di kantor Pengurus Pusat Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PP MDHW), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam (23/12), seperti dilansir jawapos.com.
Dalam penanganan virus intoleran, kata Boy, BNPT mengajak semua pihak untuk berperan aktif di lingkungan masing-masing. Supaya pemahaman Islam yang penuh toleran, menghargai perbedaan, dan cinta tanah air bisa terwujudkan.
Refleksi akhir tahun dan doa bersama digelar secara offline dan virtual. Di Kantor PP MDHW hadir juga Ketua Umum MUI KH Miftahhul Akhyar dan Ketua Umum PP MDHW KH. Musthofa Aqil Siraj. Secara virtual diikuti oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Ketua Umum MUI KH Miftahhul Akhyar mengatakan, bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi ujian pandemi Covid-19 yang luar biasa. Meski demikian, situasi ini tidak menghentikan warganya untuk tetap melaksanakan ibadah. “Keterbatasan situasi tidak menghentikan kita melaksanakan ibadah,” ujar Miftahhul.
Ketua Umum PP MDHW KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan, pemikiran dan sikap intoleran harus segera diatasi bersama demi kelangsungan dan masa depan NKRI yang berdasar Pancasila. “Kehidupan berbangsa dan bernegara harus dibangun di atas nilai-nilai persaudaraan, persatuan dan kesatuan nasional,” ujarnya.
Terpisah, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, akhir-akhir ini semakin marak politik identitas, beberapa isu menjadi sensitif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, diperlukan wawasan yang luas dan kedewasaan dalam kehidupan sosial. “Diperlukan peran dari semua pihak untuk bisa membendung dan memberikan solusi atas permasalahan ini,” ujar Hadi Tjahjanto. (***)