MESKI dibuat dengan cara sederhana, ratusan orang telah merasakan khasiat dari jamu buatan Desa Ceweng ini. Rasanya yang enak juga hangat di tubuh, dipercaya mampu memperkuat imun, khususnya bagi mereka yang sedang berjuang untuk sembuh dari Covid-19.
”Ini memang bukan obat, diminumnya juga biasanya sebagai alternatif pendamping obat dan vitamin yang diberikan dokter ataupun petugas dari puskesmas,” ungkap Imam Subata.
Kombinasi rempah-rempah pilihan dan bahan pendukung lainnya serta ketepatan dalam racikan menjadikan rasa jamu buatan istimewa. Selain tidak terlalu pahit, efeknya juga menghangatkan. Ditambah dedaunan lain, rasanya juga makin beragam. Tambahan gula aren juga membuat manis dan gurih jamu buatannya makin terasa.
Hal itupun berdampak pada logistik untuk jamu yang kebutuhannya semakin banyak. Imam menyebut, setelah makin dikenal, hingga kini makin banyak juga orang yang mau menyumbang untuk pembuatan jamu ini. ”Jadi awalnya ya uang pribadi, kalau sekarang sudah banyak donatur dan relawan yang membantu, jadi makin mudah dan cepat juga,” imbuhnya.
Ia pun berharap, desa yang mau membuat semacam ini makin banyak. Sehingga makin banyak juga warga yang mampu tertolong atau minimal terbantu ketika mereka sedang terpapar Covid-19. ”Yang penting usaha dulu, ini kan ikhtiar bersama. Dan sekarang Alhamdulillah sudah mulai banyak juga desa yang mau membuat jamu semacam ini, minimal meringankan beban warganya sendiri,” pungkasnya.
(jo/riz/naz/JPR)