Guardiola Sudah Pikirkan Cara Redam PSG

PARIS–Manajer Manchester City Pep Guardiola telah memikirkan cara meredam Paris Saint-Germain. Ia menegaskan jangan bertahan terlalu dalam saat melawan Les Parisiens.

Man City harus bertandang ke Parc de Princes markas PSG pada leg pertama semifinal Liga Champions, Kamis (28/4/2021) dinihari WIB. Kedua tim mengusung misi yang sama yaitu meraih gelar Liga Champions untuk pertama kalinya.

Guardiola paham betul hal tersebut bakal membuat laga ini bakal berjalan sengit. Pria asal Spanyol ini menilai Les Parisiens adalah tim yang berbahaya dengan tajamnya lini depan mereka.

PSG punya jumlah gol yang sama dengan Man City di liga Champions musim ini. Kedua tim sama-sama sudah mengemas 21 gol.


Meski demikian, Guardiola tak ingin Man City terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Ia berhapa timnyabisa menikmati laga nanti.

“Saya tahu senjata yang mereka miliki adalah di lini depan. Setiap orang yang mencintai sepak bola tahu kualitas yang mereka miliki,” ujar Guardiola dikutip dari situs resmi UEFA.

“Namun, kami berada di semifinal Liga Champions, apa yang dapat Anda harapkan? Saya tidak akan bermain 90 menit hanya untuk memikirkan betapa bagusnya pemain ini atau cara mengalahkan mereka.”

“Saya belajar dari Johann Cruyff, Anda harus menikmati permainan, menikmati tanggung jawab ini. Pemain top menikmati situasi ini karena mereka menikmati tanggung jawab yang diemban, itulah mengapa pemain terhebat memenangkan kompetisi ini,” jelasnya.

Guardiola sudah menyiapkan cara untuk meredam berbahaya lini depan PSG. Menguasai bola selama mungkin menjadi cara paling efektif meminimalisir ancaman pasukan Mauricio Pochettino.

“Jika Anda mengusai bola sepanjang laga, itu adalah keseimbangan yang kami cari. Kami pasti akan menghadapi serangan balik mereka, tidak mungkin (tidak). Jika Anda bertahan begitu dalam, mereka punya Neymar, (Kylian) Mbappe, (Ángel) Di María, (Marco) Verratti, Marquinhos: sebagai senjata,” ungkap Guardiola menambahkan.”

“Mereka terbiasa melawan tim yang bertahan selama 90 menit dan mereka bisa menemukan cara untuk mengatasinya. Itu bukan cara terbaik untuk bertahan melawan tim yang memiliki segalanya.” (*)