Sandiaga Apresiasi Festival Budaya Kongres Borneo 2022 di Banjarmasin

BANJARMASIN – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi penyelenggaraan “Festival Budaya Kongres Borneo 2022” yang diinisiasi oleh Forum Intelektual Dayak Nasional (FIDN) Kalimantan Selatan, perwakilan suku bangsa Banjarmasin, serta didukung pemerintah kota Banjarmasin. 

Festival budaya ini merupakan salah satu rangkaian dari acara Kongres Borneo Raya untuk mengenalkan, melestarikan adat istiadat budaya yang ada di Kalimantan, serta mempersatukan suku bangsa yang ada di Indonesia khususnya di Kalimantan. 

“Kami ingin mengapresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah Kota Banjarmasin serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan Festival Budaya Kongres Borneo Raya 2022,” kata Menparekraf Sandiaga, dalam sambutannya di acara pembukaan Festival Budaya Kongres Borneo 2022, di Siring Menara Pandang, Banjarmasin, Kalsel, Jumat (3/6/2022) malam. 


“Sebagaimana kita ketahui Kalimantan ini dianugerahi keindahan alam, keragaman suku bangsa, adat istiadat, yang merupakan potensi yang kita miliki. Dan ini merupakan kekayaan kita, mari betul-betul kita lestarikan, kita promosikan, dan kita kembangkan sekaligus kita juga jaga keberagaman kita dalam toleransi Bhineka Tunggal Ika dan juga Pancasila,” ujar Menparekraf. 

Festival yang berlangsung selama tiga hari tepatnya mulai dari 3 – 5 Juni 2022 menyuguhkan beragam atraksi budaya yang menarik dari tiap suku yang ada di Kalimantan, seperti Tari Dadas atau Tari Balean Dadas (tarian adat tradisional masyarakat suku Dayak Maanyan), Tari Rahu (tari dari Kabupaten Seruyan, Kalteng), Tari Baksa Kembang (tari klasik dari Keraton Banjar Kalsel).

Selanjutnya, Tari Pa’gellu (tari dari tana Toraja, Sulawesi), Tari Bujang Ganong (tari dari Ponorogo) hingga Ritual Adat Dayak Meratus (ritual sebagai ucapan syukur atas panen yang melimpah dan berdoa agar diberikan rezeki, kesehatan, serta keselamatan). Menparekraf pun turut menyaksikan penampilan spektakuler tersebut. 

Tidak hanya itu saja, di dalam acara festival tersebut juga diselenggarakan simposium. Pada simposium ini FIDN akan mendengarkan kendala, masukan, serta harapan dari seluruh suku di Kalimantan. Hasil dari simposium tersebut akan dijadikan sebuah buku dan disampaikan kepada Presiden RI. 

“Festival Budaya Kongres Borneo Raya ini kita harapkan akan menjadi forum silaturahim, mempersatukan ide-ide terbaik, dan juga tulisan-tulisan untuk lebih memahami bagaimana memersatukan antar suku dan etnis di Kalimantan ini bisa terus terjaga,” kata Menparekraf. 

Pada Festival Budaya Borneo Raya 2022 juga terdapat bazar yang menampilkan produk ekonomi kreatif UMKM khas Kalimantan seperti kain sasirangan, tas anyaman purun, pameran benda pusaka, kerajinan baju adat dayak, hingga kuliner khas yang bisa disantap oleh pengunjung. 

Menparekraf berharap melalui festival ini ekonomi masyarakat dapat meningkat, peluang usaha terbuka lebar, sehingga berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak. 

“Penyelenggaraan pameran produk yang ditampilkan juga menggerakkan ekonomi kreatif dan UMKM kita. Dengan dorongan dari kegiatan ini mudah-mudahan semakin laku karena sekarang ekonomi sedang berat. Saya juga berharap melalui simposium pada festival ini akan menghasilkan pemikiran-pemikiran terbaik dan Kota Banjarmasin khususnya serta Kalimantan juga mendapatkan berkah. Dan harapannya kita semua rukun untuk membangun Indonesia adil dan makmur,” kata Menparekraf. 

Turut hadir dalam kesempatan itu, Walikota Banjarmasin: Ibnu Sina, Wakil Walikota Banjarmasin: Arifin Noor,  Ketua FIDN Kalsel: Bujino A. Salan, Kadis Pariwisata Prov. Kalsel: M. Noor, Tokoh Ekraf Kalsel: Darmawan Jaya, para Ketua Adat Dayak dan 25 etnis suku yg ada di Kalimantan Selatan. (**)