Mengintip 13 Proyek Strategis Baru Indonesia

Sejak 2016 sampai Juni 2022, sebanyak 135 Proyek Strategis Nasional (PSN) sudah diselesaikan dengan nilai investasi Rp858 triliun.

Seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah mengembangkan sejumlah proyek strategis nasional baru.

Seperti ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian nomor 9 tahun 2022 tentang Perubahan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian nomor 7 tahun 2021 tentang Perubahan Daftar PSN, terdapat 13 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru.


Sebelumnya, aturan pelaksanaan PSN, yang merupakan salah satu program utama Presiden Joko Widodo, telah empat kali mengalami perubahan. Terakhir, Peraturan Menko Perekonomian (Permenko) nomor 7 tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total 208 proyek dan 10 program. Dari itu semua, estimasi total nilai investasi mencapai Rp5.739,7 triliun.

Sejak 2016 sampai Juni 2022, sebanyak 135 PSN sudah diselesaikan dengan nilai investasi Rp858 triliun, demikian laporan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)Seperti tertuang dalam rilis Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, yang juga Ketua Tim Pelaksana KPPIP, pada Rabu (10/8/2022), proyek-proyek tersebut tersebar di berbagai wilayah dan terdiri dari berbagai sektor. Antara lain, teknologi, perkebunan, pengadaan air bersih, pengolahan hasil tambang, dan kawasan ekonomi khusus.

Salah satu dari PSN baru adalah proyek Palapa Ring Integrasi. Proyek itu dikelola oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo.

Direncanakan, Palapa Ring Integrasi mulai digarap pada 2022-2023. Palapa tersebut akan menghubungkan ketiga jaringan Palapa Ring (barat, tengah, dan timur) sehingga okupansi masing-masing Palapa Ring makin tinggi.

BAKTI sedikitnya membutuhkan dana sekitar Rp8 triliun untuk membangun Palapa Ring Integrasi. Pendanaan rencananya akan dihimpun dari luar dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif mengatakan, Palapa Ring tersebut akan memiliki panjang sekitar 12.083 km, dan dibangun dalam dua fase pembangunan. Fase 1 pada 2022 sepanjang 5.226 km dan fase 2 pada 2023 sepanjang 6.857 km. Dari total fiber optic yang akan dibangun, 8.203 km akan digelar di daratan, 3.880 km di laut, dan sisanya berupa microwave link.

Anang mengatakan, Palapa Ring Integrasi akan memperkuat jaringan yang sudah ada. Selain juga, menjadi jaringan cadangan bila di satu wilayah jaringannya terputus, sehingga pemanfaatan internet akan lebih maksimal.

Tak hanya Palapa Ring, PSN berikutnya terdapat di sektor perkebunan melalui proyek-proyek pembangunan kelapa dalam dan industri turunannya di Papua Barat. Wilayah tersebut memiliki potensi besar karena terhadap lahan luas yang cocok untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit.

Kemudian, sektor air bersih dan sanitasi terdapat proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ir H Djuanda/Jatiluhur II di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dari sektor pariwisata terdapat Proyek Pariwisata Seribu Pulau Kepulauan Seribu di DKI Jakarta.

Selanjutnya, PSN sektor kereta api yaitu infrastruktur kereta api logistik di Kalimantan Timur. PSN ini akan menunjang pengembangan kawasan ibu kota negara (IKN) Nusantara.

PSN baru di sektor kawasan terdapat proyek pembangunan Kawasan Industri Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) di Sulawesi Tenggara dan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK).

Untuk menunjang kedaulatan pangan dan irigasi, ada PSN pembangunan Bendungan Rukoh dan Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh (Aceh). Sektor energi ada pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Skala Besar di Batam, Kepulauan Riau.

Sedangkan dari sektor hilirisasi pangan mendukung Integrasi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) melalui pembentukan SugarCo, PalmCo, dan SupportingCo.

Proyek Smelter Terintegrasi

Dari PSN baru tersebut terdapat tiga proyek smelter terintegrasi yang menelan investasi hingga miliaran dolar. Proyek itu adalah proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Bahodopi,

Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah), proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Pomalaa, Kabupaten Kolaka (Sulawesi Tenggara), dan smelter nikel baterai listrik di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Proyek smelter tersebut untuk mendukung industri baterai kendaraan  listrik (electronic vehicle/EV) di Indonesia. Pemerintahan Joko Widodo saat ini mendorong pengolahan hasil tambang mineral menjadi sektor andalan ekspor nasional, maupun penunjang industri EV di tanah air.

Ketika melawat ke kawasan pertambangan PT Vale Indonesia, Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta kepada PT Vale untuk meningkatkan produksi olahan dari turunan nikel melalui hilirisasi. Tujuannya, agar bisa memberikan nilai tambah yang lebih optimal serta juga membuka lapangan pekerjaan yang masif bagi penduduk sekitar.

Proyek smelter terintegrasi yang digarap PT Vale Indonesia di Morowali adalah fasilitas pengolahan nikel rotary kiln electric furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73 ribu ton dalam bentuk FeNi (feronikel).

Di Pomalaa yang dibangun adalah proyek pembangunan pabrik high pressure acid leaching (HPAL) Pomalaa yang berlokasi di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120 ribu ton. Sementara itu, pabrik smelter nikel di Halmahera Timur dikelola oleh PT Aneka Tambang dengan kapasitas produksi mencapai 315 ribu ton feronikel.

Dalam hal ini, KPPIP terus memastikan agar Rencana Aksi 13 Proyek tidak mengalami kendala dalam implementasinya. Deputi Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo mengungkapkan, penanggung jawab 13 PSN itu tengah menyiapkan rencana aksi proyek sampai semester I-2024, milestone proyek per tahun dan isu-isu kritis yang perlu ditindaklanjuti.

“Pemerintah akan memastikan proyek selesai tepat waktu dan tepat sasaran karena berdampak positif terhadap ekonomi Indonesia baik lingkup regional maupun nasional,” tukas Wahyu Utomo. (Kristantyo Wisnubroto)