MAJENE – Gesekan antara Petugas Kepolisian Polres Majene dengan sejumlah kader mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene kini berakhir damai.
Diketahui, petugas keamanan Polres Majene dengan sejumlah Mahasiswa HMI Cabang Majene saat menggelar aksi unjuk rasa sempat ricuh karena menerobos pintu gerbang Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Majene hingga terjadi kerusakan pada Rabu (07/06/2023) pekan lalu.
Insiden kericuhan itu, terjadi saat gelaran aksi penolakan penundaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2023, namun Polres Majene dan Mahasiswa HMI Cabang Majene sepakat menempuh jalur damai.
Hal ini, diungkapkan Kapolres Majene AKBP Toni Sugadri dan Ketua HMI Majene saat menggelar konferensi pers bersama di Aula Wira Pratama Polres Majene, Sabtu (10/06/2023).
“Persoalan ini terjadi beberapa hari lalu, yaitu adanya kericuhan pada saat pengamanan aksi damai di depan Rujab Bupati Majene, kami dari Kepolisian maupun dari HMI sudah sepakat bahwa persoalan ini kita selesaikan bersama,” terangnya.
Untuk anggota Polres Majene yang terbukti melakukan kekerasan lanjutnya, sudah diberikan tindakan disiplin dan juga akan menjalani sidang disiplin.
“Untuk anggota HMI yang melakukan kekerasan sudah menyepakati semuanya dan diserahkan kepada kami (Polres Majene) untuk dilakukan pembinaan ataupun sanksi yang tegas,” ujarnya.
Sementara, Ketua HMI Cabang Majene Hendra Wahid mengapresiasi atas tindakan yang dilakukan Polres Majene terkait apa yang menjadi hasil musyawarah dan solusi yang diberikan.
“Bahwa sinergitas antara HMI dan pihak kepolisian dalam hal Polres Majene tetap berjalan baik,” ulasnya.
Ia meminta, agar tetap membersihkan tindakan tindak kekerasan dan arogansi yang ada ditubuh institusi Kepolisian. “Artinya, jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali,” pintanya.
Dalam konferensi pers dihadiri Wakapolres Majene, Kasat Reskrim, Kasat Intel dan beberapa kader HMI Majene, diantaranya Sekretaris Imum, Kabid PTKP, Kabid KPP, Ketua Kohati, Wasekum PPD, Wasekum PU dan Ketua Komisariat STAIN Majene. (hfd)