Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene, Andi Beda.
SBChannel.id, Majene – Pandemi Virus Corona Disease (Covid-19) tidak hanya menimbulkan dampak yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat, namun juga berdampak pada sejumlah pelaksanaan program tahunan pemerintah di Kabupaten Majene.
Seperti Peringatan Hari Jadi Majene ke-475 tahun ini yang digelar setiap tanggal 15 Agustus yang mengacu pada zaman keemasan pemerintah tradisional di wilayah Majene. “Kita minta maaf kepada masyarakat, karena peringatan Hari Jadi Majene untuk tahun ini dibatalkan,” kata Andi Beda, Kepala Disbudpar Majene, Selasa (4/8/2020).
Kata dia, tidak hanya peringatan Hari Jadi Majene yang dibatalkan. Namun lomba sandeq race sebagai event tahunan yang diawali dengan lomba segitiga juga dibatalkan. “Dibatalkannya dua program tahunan ini, disebabkan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19,” paparnya.
Sejumlah masyarakat yang mengharapkan pelaksanaan festival sandeq race, yaitu perahu layar tradisional suku Mandar secara marathon itu, tahun ini hanyalah tinggal hanyalan.
“Kita maklum tahun ini memang harus dibatalkan, karena meminimalisir angka Covid-19, yang saat ini masih mewabah,” tutur Suryan, warga Lingkungan Pangaliali Kelurahan Pangaliali Kecamatan Banggae.
Untuk diketahui, sandeq adalah perahu nelayan tradisional masyarakat Mandar, Polowali dan Mamuju yang digunakan untuk transportasi tanpa mengandalkan mesin, yang mengadopsi teknik zigzag melawan angin. Kecepatan perahu sandeq bisa mencapai hingga 15 sampai 30 knot.
Kecepatan itu, sehingga sandeq diakui sebagai perahu layar cadik tercepat di dunia, yang berbentuk ramping dengan lebar 1,5 hingga 2 meter bermanuver cepat melalui gelombang yang menunjukkan sebagai perahu tangguh. Memiliki kelincahan untuk menghadapi angin kencang dan arus di laut lepas, sehingga transportasi perahu sandeq ditetapkan sebagai ikon pariwisata Sulawesi Barat.
(Abd. Hafid / SBChannel.id)