Moblab dan Kontainer PCR Mulai Difungsikan

Mobil dan Kontainer PCR milik Dinkes di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sulbar, Selasa 12 Oktober 2021.


MAMUJU – Mobil laboratorium dan kontainer Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mulai difungsikan. Sebelumnya, mobil laboratorium sempat terparkir lama dan kontainer PCR belum dapat difungsikan

Lama tak beroperasi, Mobil Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Kontainer PCR Pemprov Sulbar akhirnya mulai difungsikan.


Mobil Laboratorium PCR yang ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar dibeli pada Oktober 2020 lalu, namun sejak saat itu hanya terparkir di Kantor UPT Labkesda Sulbar.

Sebelumnya tujuan pengadaan mobil senilai Rp 3,5 miliar tersebut untuk mempermudah warga di Sulbar melakukan tes swab. Selain itu, mempercepat penelusuran kontak atau tracing pasien positif.

Kendaraan laboratorium yang dianggarkan melalui Belanja Tak Terduga (BTT) APBD Sulbar 2020, disebut mampu melakukan uji swab PCR hingga 2.000 sampel per hari.

Seluruh spek laboratorium mobil, juga diklaim sudah standar World Health Organization (WHO). Sedangkan Container PCR bantuan dari BNPB sejak 20 Mei 2021 telah berada di Mamuju.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, dr. Asran Masdy mengatakan, tak ada lagi alasan fasilitas bantuan dari BNPB tidak beroperasi.

“Sekarang sudah bisa pemeriksaan (PCR) di Labkesda Sulbar. Tidak ada lagi alasan tidak jalan. Mobil juga sudah beroperasi kurang lebih satu minggu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, drg Asran Masdy saat dikonfirmasi Senin 11 Oktober.

Namun ia mengaku, kekurangan SDM yang sebelumnya menjadi kendala, kini sudah mampu terpenuhi dengan didatangkannya dokter penanggung jawab laboratorium, termasuk barang habis pakai yang sementara dalam proses pengiriman.

“Pada hakekatnya sudah siap semua. untuk hasil PCR sendiri sudah tidak perlu keluar lagi,” sebutnya.

Dinkes Sulbar sendiri berencana akan bekerjasama dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju untuk pelaksanaan test PCR karena selama ini mereka hanya mendapatkan dukungan penyiapan barang habis pakai (BHP) dari pusat.

“Nah kalau kehabisan mestinya ada dukungan daerah, karena itu kepentingan daerah,” ungkapnya.

Asran menambahkan, kendala mobil PCR tak beroperasi sejak November 2020, dikarenakan dokter penanggung jawab yang tidak ada serta belum terlatihnya pembuat laporan dan BHP yang tidak ada.

“Sekarang dokter penanggungjawab ada, pembuat laporannya sudah saya kirim untuk magang sudah pulang dan BHP nya sudah ada. Jadi kalau habis ya nanti dibeli lagi, yang jelas jalan dulu,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi pandemi covid-19, dr Asran Masdy mengimbau untuk tetap memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Sementara Penanggung Jawab Labkesda, dr. Hemriadi mengatakan, terkait operasional yang akan dilakukan di laboratorium sejumlah kebutuhan masih harus mendapat dukungan seperti rak beku untuk reagent. Selain itu diperlukan penambahan SDM, memaksimalkan kerja di laboratorium.

“Sebelumnya belum ada dokter penanggungjawabnya, sekarang sudah ada. Kemudian analisanya juga sudah ada. Hanya saja untuk kedepan, dengan Labkes setingkat provinsi, perlu ditambahkan hingga tiga dokter dan analisnya,” paparnya. (nas)