Majene Gelar Pameran Temporer Sa’be Mandar 2020

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene menggelar Pameran Temporer Sa’be Mandar 2020 di Museum Mandar Majene, Kamis (22/10/2020).

SBChannel.id, Majene – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Majene menggelar Pameran Temporer Sa’be Mandar 2020 di Museum Mandar Majene, Kamis (22/10/2020).

Pameran Temporer Sa’be Mandar berlangsung tanggal 22-28 Oktober, dengan tema “Merajut Sa’be Mengenal Budaya Lokal Mandar”. Anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik BOP-MTB 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Ketua Panitia Pelaksana juga Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Disbudpar Majene Muhammad Yassin Djamil mengungkapkan, pameran temporer daerah sebagai upaya untuk mengembangkan dan penyebaran informasi tentang keberadaan museum itu sendiri.


“Kegiatan pameran temporer ini, fokus utamanya, menampilkan kain sutra atau sa’be Mandar dengan corak atau sure’ masa dulu dan sekarang. Dalam kegiatan ini tetap mematuhui protokol kesehatan covid-19,” terang Yassin Djamil di hadapan para undangan.

Ia menjelaskan, Museum Mandar Majene menyimpang berbagai jenis koleksi, baik masa prasejarah, kolonial hingga kemerdekaan. “Terdapat kurang lebih 1400 koleksi dari 10 jenis tersimpan di Gedung Museum Mandar,” terangnya.

Yassin menuturkan, bangunan Museum Mandar Majene merupakan peninggalan Kolonial Belanda yang dibangun sejak 1908, yang dulunya ditempati sebagai Boyang Tomonge (Rumah Sakit Umum). “Pameran temporer ini merangkai tiga komponen kegiatan. Pertama pameran sa’be Mandar, kedua lomba edukatif kultural museum dengan 2 kategori, yaitu lomba mewarnai dan menggambar. Ketiga, belajar bersama di museum mengenal tentang jenis corak, sure’sa’be Mandar,” urainya.

Selani itu, pameran temporer daerah guna memperkuat data dan informasi koleksi museum. Menjadikan museum sebagai media edukasi kepada para pengunjung, mewujudkan museum sebagai kebanggaan publik.

“Sejumlah kegiatan yang tersaji dalam pameran temporer daerah ini. Selain melakukan program publik, sekaligus mempromosikan kegiatan museum yang menarik dan lebih mendidik para pengunjung,” paparnya.

Ia berharap, kepada segenap masyarakat, para pengunjung pameran dan para pelajar untuk turut berpartisipasi dalam melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi kebahagiaan dari koleksi museum Mandar. “Untuk jumlah peserta lomba edukatif kultural museum, yakni sekolah TK-Paud 10 orang dan tingkat SD 10 orang,” ujar Yassin Djamil.

Ditempat sama, Kepala Disbudpar Majene Andi Beda Basharoe menjelaskan, Museum Mandar Majene dulunya merupakan museum swasta. Setelah pada 1989 pihak pengelola swasta menyerahkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene.

“Dulunya, museum ada di SDN 57 Tangnga-tangnga pada 1982, dan pada 1984 diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Majene. Kemudian beralih ke rumah sakit saat ini dan sejarahnya bangunan museum ini sejak Kolonial Belanda,” terangnya.

Pameran temporer daerah dibuka secara resmi Pjs Bupati Majene HM Natsir. Ia mengajak, agar semua masyarakat dapat memanfaatkan museum Mandar sebagai media untuk generasi kedepan. “Generasi kita bisa berdialog dengan sejarah, karena saat ini nilai-nilai kesejarahan akan semakin terkikis dengan perkembangan globalisasi. Anak-anak kita sekarang sudah dihantui perkembangan IT. Jadi kita diajak untuk menggarap sejarah secara maya, tetapi secara fisik tidak punya waktu,” ungkapnya.

Dikatakan, Museum Mandar merupakan ikon satu satunya museum yang ada di Sulbar. Karena itu dibutuhkan kemampuan mengembang beban kerja agar museum mandar lebih dipopulerkan. “Di sinilah dibutuhkan mitra kerja yang terbangun dengan solid di semua lini. Dan yang paling utama adalah bagaimana kita membuat kebijakan yang menjadi aksi nyata. Kalau perlu pihak Disbudpar lebih banyak membuat MoU dengan berbagai pihak,” pesannya.

Ia menambahkan, kebijakan pengembangan museum bukan hanya kewenangan Pemkab. Namun juga diintervensi Pemprov, sehingga kedepan dapat berkolaborasi antara kegiatan Sandeq Race dengan Sutra Mandar, agar museum Mandar dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Majene.

“Bisa juga ada muatan lokal tentang museum yang dimasukkan dalam mata pembelajaran di sekolah,” tambahnya.

Pembukaan pameran temporer Sa’be Mandar, dihadiri para Pimpinan OPD jajaran Pemkab Majene, para camat, para Kepala Sekolah, Ketua TP-PKK Majene beserta anggotanya, serta para undangan lainnya. (Abd. Hafid)