MATARAM – Gubernur NTB, Zulkieflimansyah meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB berkoordinasi dan menyiapkan sebaik mungkin 300 homestay milik warga yang telah selesai dibangun.
Pembangunan oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Wilayah Nusa Tenggara 1 (BPPPW NT1), berkenaan dengan penetapan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika Lombok di NTB.
Silaturahmi perdana Gubernur tersebut didampingi asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Kepala Dinas PUPR NTB, Kadisqq Pariwisata NTB, Kadis Permukiman, Kadis LHK, Kadis Pertanian, Kadis Pariwisata, serta Karo Humas NTB.
“Homestay yang telah dibangun ini harus dipersiapkan sebaik mungkin,” kata gubernur.
Kepala BPPPW NT1, Rini Dyah Mawarti menjelaskan, 398 homestay telah siap ditempati dan disewakan. Termasuk oleh para tamu Moto-GP nanti.
Dari jumlah itu, 300 homestay di antaranya berada di Lombok Tengah tepatnya di daerah Kuta, Gerupuk, Sukadana, dan Selong Belanak.
Sisanya, 98 tersebar di Kabupaten Lombok Utara dan Tiga Gili Tramena Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Dijelaskan Rini, pembangunan homestay ini merupakan pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika Lombok di NTB.
Pada 2020, di NTB telah diprogramkan peningkatan kualitas rumah sebanyak 5.115 unit pada program rumah swadaya, atau dikenal dengan bedah rumah.
Dari jumlah tersebut, Kementerian PUPR membangun sekitar 915 unit pondok wisata (home stay) melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah.
Jumlah hunian wisata tersebut tersebar di Lombok Utara dan Lombok Tengah dengan pola reguler dan sarhunta (homestay).
“Jadi rumah warga yang tidak layak huni kami bangunkan dengan standard homestay. Di mana pemiliknya harus memanfaatkan separuh rumahnya untuk dijadikan sebagai homestay,” terangnya.
Rini berharap homestay yang telah dibangun bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh masyarakat.
Untuk pengelolaan lebih lanjut pihak BPPPW RT1 telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Daerah.
Penyewaannya sendiri sudah mulai dijalankan oleh beberapa pemilik rumah. Bahkan, turis Jerman telah mulai menempati homestay tersebut, kata Rini.
Kepala Dinas PUPR NTB, Syahdan menambahkan, pemanfaatan rumah warga sebagai homestay akan dibarengi sosialisasi dan pelatihan bagi warga pemilik rumah.
Agar masyarakat bisa menjalankan fungsi homestay dengan profesional dan memiliki manajemen pengelolaan dan pelayanan yang baik.
Butuh manajemen yang baik terkait fungsi homestay kepada masyarakat, kata dia.
“Artinya, mereka harus mau mengkomersialkan separuh rumahnya untuk kebutuhan pariwisata. Ini harus menjadi perhatian Pemda,” tandasnya. (jho)