Komisi III Dorong RSUD Majene Tingkatkan Fasilitas Kesehatan

Anggota DPRD Majene Suriana Mardin.

MAJENE – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah.

Untuk itu, peningkatan fasilitas dan layanan kesehatan, seperti sarana dan prasarana kesehatan harus menjadi prioritas utama yang tentunya akan berdampak terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

Di era modern saat ini, sudah menjadi kewajiban bagi rumah sakit daerah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat.


Seperti RSUD Majene saat ini menghadapi berbagai tantangan besar dalam hal fasilitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta manajemen rumah sakit itu sendiri.

Fenomena ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Majene mengambil langkah kebijakan dengan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk mengatasi masalah kebutuhan layanan kesehatan di RSUD Majene.

RSUD Majene yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) itu, diharapkan terus melakukan perbaikan manajemen, fasilitas kesehatan dan kebersihan di RSUD Majene.

Hal ini, sebagai tindaklanjut Anggota DPRD Majene dari Komisi III Suriana Mardin saat melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) pada pekan kemarin, terlihat beberapa fasilitas layanan kesehatan, seperti AC termasuk kamar mandi pasien yang masih kurang layak.

Sejumlah permasalahan itu, DPRD Majene Komisi III mengundang pihak RSUD Majene untuk menghadiri RDP agar mendapatkan gambaran terkait permasalahan yang terjadi di rumah sakit.

“Kami perlu mendengar secara langsung mengenai kebutuhan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan, apalagi RSUD Majene juga masih dililit hutang obat sebesar Rp12 miliar,” tutur Suriana Mardin di Gedung DPRD Majene, Senin (17/03/2025).

Anggota DPRD Majene dari Fraksi Partai Demokrat itu menyampaikan, bahwa Direktur RSUD Majene dapat berupaya menambah pendapatan dan tidak hanya mengandalkan dana BLUD dengan menjemput dana dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membantu keuangan rumah sakit.

“Jika itu tidak dilakukan, maka RSUD Majene sulit keluar dari masalah hutang. Itu dana BLUD sebaiknya tidak dipakai bangun infrastruktur seperti jalan yang ada di rumah sakit, tetapi fokus pada kesejahteraan pegawai dan fasilitas yang dibutuhkan pasien,” pintanya.

Sementara, dr. Musadri Yunus yang baru beberapa bulan menjabat Plt Direktur RSUD Majene membeberkan, RSUD Majene memiliki hutang obat sebesar Rp17 miliar dan mampu menyelesaikan sebesar Rp5 miliar sehingga hutang obat RSUD Majene saat ini menjadi Rp12 miliar.

“Kami terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka tentu harus diimbangi dengan fasilitas kesehatan yang memadai,” pungkasnya. (hafid)