MAJENE – Sejumlah kalangan masyarakat Kabupaten Majene mengapresiasi tindakan aparat kepolisian di daerah ini.
Apresiasi ini dialamatkan kepada Kasat Reskrim Polres Majene AKP Laurensius Madya Wayne dengan janji akan menindaklanjuti setiap aduan maupun laporan masyarakat.
Dibuktikan, AKP Laurensius Madya Wayne telah memeriksa sejumlah saksi atas perkara yang melibatkan oknum Himpunan Mahasiswa IsIam (HMI) Cabang Majene saat demonstrasi di Kampus STIKES BBM Majene beberapa waktu lalu.
“Proses penyilidikan sudah berlangsung dan permeriksaan sejumlah saksi sudah mencapai 80 persen. Informasi sekecil apapun dari masyarakat sangat membantu proses penyelidikan,” tulis Kasat Reskrim Polres Majene melalu pesan elekroniknya, Senin malam (17/03/2025).
Pemeriksaan ini, disebabkan ulah oknum mahasiswa yang menamakan diri HMI Cabang Majene saat demonstrasi di Kampus STIKES BBM Majene menyisakan luka tersendiri bagi mahasiswi yang menjadi korban anarkis disertai pelecehan yang dilakukan pedemo.
Kegeraman masyarakat ini, membuat Aliansi Mahasiswa yang tergabung dalam sejumlah organisasi mahasiswa Majene menggeruduk Mapolres Majene Senin 17 Maret, dengan tuntutan agar kasus pelecehan segera diadili.
Dalam orasinya, mendesak Kapolres Majene dan jajaran penyidik untuk menangkap pelaku pelecehan terhadap salah seorang mahasiswi STIKES BBM.
Salah seorang mahasiswi menyebut bahwa apa yang dilakukan mahasiswa pedemo mencederai marwah perempuan karena dalam aksinya pedemo berperilaku anarkis dan melecehkan mahasiswi di dalam wilayah kampus.
“Bukan hanya itu, mereka yang mengaku mahasiswa, juga memukul korban hingga memar dan melecehkannya. Mereka pantas dihukum dan diadili,” teriak mahasiswi yang berorasi di depan gerbang Mapolres Majene.
Dia juga minta agar polisi menghadirkan Polwan untuk mendengarkan tuntutannya yang menyatakan, bahwa jika perempuan yang menangani perkara pelecehan tentu akan sangat cocok lantaran hanya perempuan yang tahu bagaimana perasaan korban jika dipukul dan dilecehkan.
“Kami minta, polisi perempuan yang hadir disini mendengarkan keluhan kami. Karena perempuanlah yang tahu bagaimana sakitnya jika aniaya secara fisik maupun verbal dan bahkan sampai melecehkan,” teriak pedemo saat Kasat Reskrim Polres Majene mendatangi pedemo. (hfd)