Cegah Stunting Itu Penting Sasar Empat Puskesmas

Asisten I Setda Majene Mustamin menyampaikan sambutan pada program cegah stunting itu penting di Majene, Jumat (07/02/2025).

MAJENE – Tindakan yang relatif ampuh untuk mencegah stunting pada anak adalah memenuhi gizi sejak masa kehamilan.

Stunting terjadi karena adanya masalah gizi kronis diakibatkan asupan gizi yang kurang dan terjadi cukup lama. Terkadang orang tua kurang menyadari dan menganggap sudah cukup makan tanpa memperhatikan kandungan gizi asupan yang diberikan ke anak.

Terdapat dua penyebab terjadinya stunting, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung meliputi asupan makanan dan keadaan kesehatan. Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, pola pengasuhan anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.


Untuk dapat memberikan dampak positif, tentu diperlukan kolaborasi strategis multipihak, termasuk kolaborasi pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program Cegah Stunting Itu Penting digelar dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) 2025 BRI melalui BRI Peduli pada 7 Regional Office, yaitu Padang, Yogyakarta, Manado, Denpasar, Makassar, Bajarmasin dan Malang dengan total anggaran mencapai Rp1,75 miliar.

Program cegah stunting itu penting, juga digelar di wilayah Sulawesi Tenggara, termasuk di wilayah Sulawesi Barat di pusatkan di Kabupaten Majene.

“Kegiatan ini sudah kedua kalinya, pertama di Puskesmas Totoli, kedua dengan tema Cegah Stunting itu Penting,” terang Mustamin Asisten I Setda Majene, Jumat (07/02/2025).

Dijelaskan, program Cegah Stunting itu penting adalah pemberian makanan bergizi dan Antropometri kit atau alat kesehatan pendukung yang disebarkan pada 5 Regional Office BRI.

“Pada 2024 menunjukan penurunan dan perubahan dengan angka 359 dari total 2.418 anak yang di intervensi secara langsung melalui Program Cegah Stunting Itu Penting dengan tingkat persentasi 10 kali penurunan angka stunting dari total penerima manfaat,” jelasnya.

Diuraikan, berdasarkan data yang dirilis, prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 21,5 persen pada 2023 dari 30,8 persen pada 2018. Penurunan ini mencapai 9,3 persen dalam lima tahun, atau rata-rata 1,8 persen per tahun.

“Program kedua kali ini di berikan untuk 4 puskesmas, yaitu puskesmas Banggae, Totoli, Pamboang dan Sendana dengan total anggaran Rp280 juta penerima manfaat,” urai Mustamin.

Dari empat puskesmas ini lanjutnya, diberikan bantuan berupa antropometri kit dan makanan bergizi dengan total anggaran senilai Rp280 juta atau Rp70 juta per puskesmas, dengan rincian, alat antropometri sebesar Rp10 juta, makanan bergizi Rp60 juta atau Rp 20 juta perbulan diberikan selama 3 bulan berturut-turut,” rincinya.

Hadir pada program cegah stunting itu penting, Kepala Dinas Kesehatan Majene dr Rakhmat Malik, Kepala Puskesmas Banggae I dr. Hj. Surijati Jaddu, Kepala Puskesmas Totoli, A. Nurriza Rachma, Kepala Puskesmas Pamboang Muhammad Taslim Mannan dan Kepala Puskesmas Sendana I Erwin. (hfd)