Anak-anak di Pengungsian Dapat Parsel dari Komunitas Ibu

Komunitas Ibu membagikan ratusan parsel kepada anak-anak di pengungsian korban gempa bumi di Majene, Senin 1 Januari 2021.

MAJENE – Komunitas Ibu melaksanakan aksi kemanusiaan dengan membagikan ratusan parsel kepada anak-anak di pengungsian korban gempa bumi di Majene.

Aksi kemanusiaan itu, dilakukan demi membantu mengembalikan semangat dan keceriaan anak-anak yang merasakan guncangan gempa bumi berkekuatan 6,2 pada Kamis-Jumat, 14-15 Januari lalu.

“Ada beberapa jenis parsel ini, berupa makanan ringan kesukaan anak-anak, seperti coklat, biskuit, wafer, susu, permen serta makanan ringan lainnya,” tutur anggota Komunitas Ibu atas nama Nurfadila, Senin (01/02/21).


Ia mengatakan, dirinya memilih membagikan makanan ringan, sebab kebutuhan logistik seperti beras, mie dan makanan pokok lainnya sudah banyak disumbang masyarakat. “Dari situ saya kepikiran untuk menyumbang parsel makanan kesukaan anak anak,” terang Ibu sapaan Dila itu.

Dikatakan, anak-anak yang ikut mengungsi sangat ingin mendapat perhatian di tengah bencana. “Sumbangan ini, kita kumpulkan dari beberapa kerabat, dan teman di luar kota, diantaranya dari Bandung, Medan, Makassar, Bogor dan selebihnya kami bubucan,” ujarnya.

Ia menuturkan,  dengan niat tulus untuk mengembalikan senyum anak-anak pengungsi. “Beberapa kerabat terdekat saya terbuka hatinya untuk membantu, hingga terkumpul 300 buah paket parcel,” jelasnya.

Dila mengajak Rere yang juga seorang member Bubucan mengepak ratusan paket parsel dengan membagikan ke lokasi pengungsian di wilayah perkotaan Majene dan wilayah terdampak di Kecamatan Malunda dan Ulumanda.

“Untuk wilayah perkotaan Majene, kita bagikan sebanyak 100 paket, dan 100 paket lagi kita titipkan ke Ibu Desa Kabiraan serta 100 paket lainnya dititip untuk sedekah rombongan untuk wilayah Malunda,” ungkap Dila.

Ia bersyukur, karena dapat sedikit membantu anak-anak penyintas gempa di Majene. Senyum dan tawa anak-anak yang menerima parcel membuat perasaan sedih dan gundah di hatinya berkurang. “Orang tua memang butuh makanan pokok saat ini, tapi jiwa anak-anak juga butuh diperhatikan,” haru Dila. (abd. hafid)