23 Juta Pekerjaan Bakal Diambil Alih Robot

YOGYAKARTA – Dunia pendidikan tinggi saat ini menghadapi tantangan yang cukup kompleks dengan kondisi dunia yang berubah cepat dan nonlinear serta penuh ketidakpastian.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Prof Ir Nizam, MSc, PhD, IPM, ASEAN Eng karena itu meminta perguruan tinggi untuk merombak cara pendidikan dari pola pendidikan industri 3.0 dengan kompetensi yang sangat baku ke industri baru yang tengah berkembang cepat.

“Kompetensi lama tidak lagi dibutuhkan karena pekerjaannya banyak yang hilang,” tuturnya dalam Talkshow Kampus Merdeka Menyongsong Society 5.0 dalam peringatan HPTT ke-75 yang digelar Fakultas Teknik UGM secara daring, Kamis (11/2/2021).


Baca:   160 Ribu Mahasiswa PTKIN Dapat Keringanan UKT

Nizam memaparkan prediksi McKinsey menyatakan sekitar 23 juta pekerjaan diperkirakan akan diambil alih oleh robot/otomasi pada tahun 2030.

Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi di Indonesia dalam 10 tahun.

“Setiap tahunnya hanya meluluskan 1,7-1,8 juta mahasiswa dan ini jadi tantangan besar bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk menyiapkan kompetensi untuk suatu pekerjaan yang belum ada saat ini,” urainya.

Ia menekankan perguruan tinggi harus benar-benar mempersiapkan kompetensi mahasiswanya untuk menjadi pembelajar sejati-sepanjang hayat.

Dunia cepat berubah sehingga tidak ada pilihan untuk selalu belajar, beradaptasi, serta berinovasi.

Menurutnya, di era revolusi industri 4.0 ini perguruan tinggi perlu melakukan berbagai terobosan dan lompatan.

Upaya tersebut harus terus dijaga agar kampus bisa melahirkan milenial-milenial yang siap membangun Indonesia menuju society 5.0 menghasilkan Indonesia maju, jaya, dan sejahtera.

“Peran perguruan tinggi untuk keluar dari frame-frame pembelajaran yang sangat kaku menuju pembelajaran yang lebih dinamis dan fleskibel. Memungkinkan mahasiswanya untuk belajar dari berbagai sumber.

Berbagai sumber tidak hanya di kelas, laboratorium dan perpustakaan tapi memberi kesempatan mahasiswa belajar di kampus kehidupan yang sesungguhnya,” paparnya. (sukron/wiradesa.co)